Kamis, 06 Oktober 2011

Botani Pinus merkusii


Pinus merkusii Jungh. et de Vriese
Oleh Zen Siallagan

Taksonomi
            Famili : Pinaceae, Sinonim: P. sumatrana Jungh.; P. finlaysoniana, Wallich; P. latteri Mason; P. merkiana Gordon.   Nama lokal: tusam (Indonesia.); uyam (Aceh); son song bai (Thai); merkus pine (perdagangan); mindoro pine.
            Pinus Merkussi dengan nama daerah Tusam (Tapanuli) pertama sekali ditemukan oleh seorang ahli botani German Dr. F R Junghun (1841) di daerah Sipirok Tapanuli Selatan. Jenis ini termasuk jenis pinus dapat cepat tumbuh dan  tidak membutuhkan persyaratan  yang khusus. Keistimewaan jenis ini antara lain dapat tumbuh kearah  selatan khatulistiwa.

Deskripsi botani
            Pohon besar, batang lurus, silindris. Tegakan masak dapat mencapai tinggi 30 m, diameter 60-80cm. Tegakan tua mencapai tinggi 45 m, diameter 140 cm. Tajuk pohon muda berbentuk piramid,setelah tua lebih rata dan tersebar. Kulit pohon muda abu-abu, sesudah tua berwarna gelap, alur dalam (dapat berbeda pada strain-strain tertentu).. Terdapat 2 jarum dalam satu ikatan atau lebih berdasarkan jenisnya, panjang daun 16-25 cm. Pohon berumah satu, bunga berkelamin  tunggal. Bunga jantan dan betina terdapat dalam satu pohon  berumah satu(monoceus). Bunga jantan berbentuk strobili, panjang 2- 4 cm, terutama di bagian bawah tajuk. Strobili betina banyak terdapat di sepertiga bagian atas tajuk terutama di ujung dahan.
                                         Gambar Tegakan alam Pohon Pinus daerah Batu Manumpak/Tapanuli Utara
Deskripsi buah dan benih
·      Buah: Berbentuk kerucut, silindris, panjang 5-10 cm, lebar 2 - 4 cm. Lebar setelah terbuka lebih dari 10 cm.
·    Benih: Bersayap, dihasilkan dari dasar setiap sisik buah. Setiap sisik menghasilkan 2 benih. Panjang sayap 22-30 mm, lebar 5-8 mm. Sayap melekat pada benih dengan penjepit yang berhubungan dengan jaringan higroskopis di dasar sayap, sehingga benih tetap melekat saat disebar angin selama sayap kering, tetapi segera lepas bila kelembaban benih meningkat. Umumnya terdapat 35-40 benih per kerucut dan 50.000-60.000 benih per kg. (Hidayat  & Christian.2001).

strobilus dan sisik buah Pinus merkusii  

benih Pinus merkusii

       Penyebaran dan habitat
            Satu-satunya pinus yang sebaran alaminya sampai di selatan katulistiwa. Di Asia Tenggara menyebar di Burma, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Indonesia (Sumatra), dan Filipina (P. Luzon dan Mindoro). Tersebar 23oLU-2oLS. Di Pulau Hainan (China) diperkirakan hasil penanaman. Di Jawa dan Sulawesi Selatan (Indonesia) juga merupakan hasil penanaman. Tumbuh pada ketinggian 300 - 1.800 m dpl, pada berbagai tipe tanah dan iklim.  Curah hujan tahunan rata-rata 3.800 mm di Filipina hingga 1.000-1.200 mm di Thailand dan Burma. Di tegakan alam Sumatra (Aceh, Tapanuli dan Kerinci), tidak satu bulan pun curah hujan kurang dari 50 mm, artinya tidak ada bulan kering. Suhu tahunan rata-rata 19-28oC.

Penyebaran jenis Pinus
            Berdasarkan letak geografisnya tegakan pinus di alam Indonesia khususnya daerah sumatera dibagi atas 3 strain yaitu :
1.      Strain Aceh, Penyebaranya dari pegunungan Selawah Agam sampai sekitar Taman Nasional Gunung Leuser. Dari sini menyebar ke selatan mengikuti pegunungan bukit barisan lebih kurang 300 km melalui Danau Laut Tawar, Uwar, Blangkejeren sampai ke Kotacane. Di daerah ini tegakan pinus pada umumnya terdapat  pada 800-2000 mdpl.
2.      Strain Tapanuli, Menyebar di daerah Tapanuli ke selatan Danau Toba. Tegakan pinus alami yang umum terdapat di pegunungan Dolok Tusam dan Dolok Pardomuan. Di pegunungan Dolok Saut, Pinus bercampur dengan jenis daun lebar. Di daerah ini tegakan  pinus tumbuh secara pada ketinggian 1000-1500 mdpl (Butar-Butar et al.,1998).
3.      Strain Kerinci, Menyebar di sekitar pegunungan kerinci . tegakan pinus alami yang luas terdapat di antara Bukit Tapan dan Sungai Penuh.  Di daerah ini tegakan pinus tumbuh  secara alami umumnya pada ketinggian 1500-2000 mdpl. (Butar-Butar et al.,1998) dalam Sibarani, P.
            Berdasarkan Pengamatan dilapangan yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan penelitian Kehutanan Aek Nauli Pinus merkussi strain kerinci telah mengalami penurunan jumlah populasi, dan spesies ini termasuk salah satu spesies yang endemic di daerah sumatera/Indonesia (Darmawan. 2011). Pinus merkusii strain Kerinci secara alami dapat dijumpai di wilayah kerja Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dengan luas 1.375.934 hektar, yang memanjang hampir 350 km dengan lebar sekitar 50 km dari barat laut ke tenggara meliputi empat provinsi, yaitu Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan (Kompas, 9 September 2005). Sebaran alam yang "sangat sedikit" didapatkan untuk strain Kerinci.

Sifat-sifat Fenotip  Pinus Merkussi

            Perbedaan sifat-sifat fenotip antara strain Tapanuli dan strain Aceh berupa  bentuk batang, daun, sistem percabangan, ruas batang, kulit batang, kandungan  getah, produksi getah, pembijian, dan kepekaan terhadap serangan Millionia basalis telah dikaji oleh Van de Veer dan Goves (1953) serta Soerianegara dan Djamhuri (1979). Menurut Cordes (1867), sifat-sifat morfologi P. merkusii strain Kerinci adalah: berbatang lurus, percabangan sangat tinggi, daun jarum sebanyak dua buah (hampir sama dengan jenis Pinus sylvestris), daun licin dan bagian dalamnya agak cekung dan kasar. Armizon et al. (1995) mendapatkan perbedaan sifat-sifat morfologi antara strain Kerinci dengan strain Aceh. Dibandingkan dengan strain Aceh, sifat-sifat strain Kerinci adalah : bentuk batang umumnya lebih lurus dan lebih silindris, kulit batang umumnya lebih tipis (1 cm) dengan warna lebih terang  (putih keabu-abuan) dan alur yang lebih dangkal, sedangkan daunnya relatif lebih jarang, dan diduga kerentanan  terhadap kebakaran lebih rentan karena kulitnya yang lebih tipis. Selanjutnya, Mukhtar dan Santoso (1987)  dalam (Suhaendi 2006) menyebutkan bahwa strain Kerinci secara morfologis memiliki banyak kesamaan dengan strain Tapanuli.
             
Manfaat/Kegunaan Pohon Pinus.
 Pohon pinus (tusam) merupakan salah satu jenis  tanaman yang potensial untuk dibudidayakan dengan berbagai manfaat sebagai berikut :
1.    Batangnya dapat disadap karena mengandung getah ,dan getah ini dapat diproses untuk menghasilkan gondorukem dan terpentin. Gondorukem dimanfaatkan lagi untuk bahan pembuatan sabun,resin dan cat sedangkan terpentin biasanya digunakan untuk industry parfum, obat-obatan dan desinfektan.( Siregar E.2005 )
2.      Hasil kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi bangunan, bahan pembuatan korek api, Pulp dan kertas serat rajang.
3.        Bagian kulitnya dapat dijadikan sebagai bahan bakar. Dan abunya dapat dijadikan sebagai bahan campuran pembuatan pupuk karena mengandung kalium.
4.      Pinus sering ditanam untuk rehabilitasi dan  reboisasi lahan, karena Pohon conifer ini  dapat  tumbuh pada berbagai lahan gersang dan kritis dan tidak memiliki syarat tumbuh yang khusus.
5.       Secara Etnobotani Kerucut pinus (strobilus) oleh pengrajin dapat dijadikan sebagai kerajinan tangan seperti aksesoris(gantungan kunci) dan sebagai hiasan rumah.

Referensi :
Hidayat Jajat & Christian..2001. Informasi singkat Benih ; http://bpthbalinusra.net/    sbseedleaflet 105- tusam-pinus- merkusii-jungh.html. Diakses tanggal 2 juli 2011
Darmawan Edy.2011. Komunikasi/wawancara Pribadi
Suhaendi Hendi. 2006. KAJIAN TEKNIK KONSERVASI . Pinus merkusii Strain Kerinci.
Bogor. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam Bogor.
Siregar.E .2005. Pemuliaan Pinus Merkussi. Medan : Universitas Sumatera Utara. 

1 komentar:

  1. inta alam ? tanam pohon yuk :) sekarang ada program revolusioner lho, menanam pohon sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi atas penanaman dan kampanyenya,. Cari tahu caranya di : http://www.greenwarriorindonesia.com

    BalasHapus