Kamis, 06 Oktober 2011

Bioluminesens


Serangga Bercahaya
            Ketika kita berjalan  pada malam hari ,Tidaklah hal yang jarang kita melihat banyak jenis cahaya malam yang alamiah,  misalnya seperti  cahaya bintang,  bulan, bahkan konet  yang  muncul menyinari gelapnya malam di angkasa dan sekeliling kita, namun tidak jarang juga kita melihat beberapa jenis hewan yang mampu  bercahaya. Dapat terbang kian kemari, berkelap-kelip dengan gerak yang berkelok- kelok atau  memutar-mutar dan lincah .  Terkadang  cahaya itu memancar bergerombol, terkadang hanya setitik cahaya menjadikan  kita takut,terkejut dan menjadi penasaran. Disaat cahaya tersebut ditangkap akan ditemukan seekor serangga yang bentuknya seperti Ulat, bersayap lengkap dengan antena , bagian tubuh yang bersegmen, dan ekor yang bercahaya. Barang kalai kita sudah mengenal jenis binatang ini, yang lazim dikenal dengan sebutan Kunang-kunang.  Serangga kecil ini dikenal karena berbeda dari jenis serangga lainnya yang mampu  menghasilkan cahaya pada saat malam hari.  Bagaimanakah kunang-kunang mampu menghasilkan cahaya? Mengapa serangga jenis ini berbeda dengan jenis lainnya? Itulah pertanyaan yang mungkin muncul dibenak kita.Untuk menjawab pertanyaan tersebut berikut akan dijelaskan secara ringkas tentang mekanismenya. Serangga dengan  nama ilmiah Photinus pyralis ini merupakan jenis hewan  Nocturnal(Aktif pada malam hari). Yang banyak melakukan aktivitas malam  mulai dari mencarii makanan/berburu, mengumpulkan makanan, berkembangbiak dan  berbagai interaksi dengan spesies lainnya sama halnya dengan hewan  pada siang hari. Sebenarrya cahaya itu diperlukan dalam berbagai aktivitas tersebut.

            Fakta membuktikan bahwa kunang-kunang memancarkan cahaya pada bagian belakang tubuhnya ialah  sebagai alat komunikasi, cara yang menyerupai sandi morse. Kunang-kunang jantan menyalakan dan memadamkan cahayanya untuk mengirim pesan kepada sang betina. Pesan ini berisi kode tertentu. Dan kunang-kunang betina menggunakan kode yang sama untuk mengirim pesan balasan kepada sang jantan. Sebagai hasil dari pesan timbal-balik ini, sang jantan dan betina mendekat satu sama lain. Cahaya yang dipancarkan kunang-kunang berwarna kuning terang dan pancaran sinarnya senantiasa berkedip. Di dalam kegelapan, serangga ini memancarkan sinarnya secara bergantian sehingga terlihat indah seperti bintang gemerlap di langit.  
             Mekanisme munculnya cahaya yaitu Kunang-kunang mengumpulkan sejumlah ATP dan energi oksidatif hasil metabolisme melalui serangkaian reaksi untuk diubah menjadi energi cahaya.  William McElroy dan koleganya, para ilmuan dari Universitas John Hopkins, mengumpulkan beberapa kunang-kunang di sekitar Baltimor dan berhasil mengisolasi komponen senyawa biokimia utama yang berperan dalam  pemancaran sinar pada kunang-kunang. Senyawa tersebut adalah lusiferin, suatu senyawa kompleks asam karboksilat, dan lusiferase, suatu enzim oksidasi. Proses pembentukan cahaya diawali dengan pengaktifan lusiferin melalui reaksi enzimatik oleh ATP menghasilkan lusiferil adenilat. Senyawa ini kemudian bereaksi dengan oksigen dan dikatalisis oleh enzim lusiferase menyebabkan reaksi dekarboksilasi oksidatif lusiferin menghasilkan oksilusiferin. Reaksi ini, dengan tahapan-tahapan antaranya diikuti dengan pelepasan cahaya. Itulah rahasia  atau fakta ilmiah dari serangga kecil ini, sehingga ia mampu bercahaya di malam hari.
 (Sumber : Kimball J.W. 1989.&  Wikipedia) disadur oleh Zen Siallagan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar