Serangga Bercahaya
Fakta membuktikan bahwa kunang-kunang
memancarkan cahaya pada bagian belakang tubuhnya ialah sebagai alat komunikasi, cara yang menyerupai
sandi morse. Kunang-kunang jantan menyalakan dan memadamkan cahayanya untuk
mengirim pesan kepada sang betina. Pesan ini berisi kode tertentu. Dan
kunang-kunang betina menggunakan kode yang sama untuk mengirim pesan balasan
kepada sang jantan. Sebagai hasil dari pesan timbal-balik ini, sang jantan dan
betina mendekat satu sama lain. Cahaya yang dipancarkan kunang-kunang berwarna
kuning terang dan pancaran sinarnya senantiasa berkedip. Di dalam kegelapan,
serangga ini memancarkan sinarnya secara bergantian sehingga terlihat indah seperti
bintang gemerlap di langit.
Mekanisme munculnya cahaya yaitu Kunang-kunang
mengumpulkan sejumlah ATP dan energi oksidatif hasil metabolisme melalui
serangkaian reaksi untuk diubah menjadi energi cahaya. William McElroy dan koleganya, para ilmuan
dari Universitas John Hopkins, mengumpulkan beberapa kunang-kunang di sekitar
Baltimor dan berhasil mengisolasi komponen senyawa biokimia utama yang berperan
dalam pemancaran sinar pada
kunang-kunang. Senyawa tersebut adalah lusiferin, suatu senyawa kompleks asam
karboksilat, dan lusiferase, suatu enzim oksidasi. Proses pembentukan cahaya
diawali dengan pengaktifan lusiferin melalui reaksi enzimatik oleh ATP
menghasilkan lusiferil adenilat. Senyawa ini kemudian bereaksi dengan oksigen
dan dikatalisis oleh enzim lusiferase menyebabkan reaksi dekarboksilasi
oksidatif lusiferin menghasilkan oksilusiferin. Reaksi ini, dengan
tahapan-tahapan antaranya diikuti dengan pelepasan cahaya. Itulah rahasia atau fakta ilmiah dari serangga kecil ini,
sehingga ia mampu bercahaya di malam hari.
(Sumber : Kimball J.W. 1989.& Wikipedia) disadur oleh Zen Siallagan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar