Pinus merkusii Jungh.
et de Vriese
Oleh
Zen Siallagan
Taksonomi
Famili : Pinaceae, Sinonim: P. sumatrana Jungh.; P.
finlaysoniana, Wallich; P. latteri Mason; P. merkiana Gordon. Nama
lokal: tusam (Indonesia.); uyam (Aceh); son song bai (Thai); merkus pine
(perdagangan); mindoro pine.
Pinus
Merkussi dengan nama daerah Tusam (Tapanuli) pertama sekali ditemukan oleh
seorang ahli botani German Dr. F R Junghun (1841) di daerah Sipirok Tapanuli
Selatan. Jenis ini termasuk jenis pinus dapat cepat tumbuh dan tidak membutuhkan persyaratan yang khusus. Keistimewaan jenis ini antara
lain dapat tumbuh kearah selatan
khatulistiwa.
Deskripsi
botani
Pohon
besar, batang lurus, silindris. Tegakan masak dapat mencapai tinggi 30 m,
diameter 60-80cm. Tegakan tua mencapai tinggi 45 m, diameter 140 cm. Tajuk
pohon muda berbentuk piramid,setelah tua lebih rata dan tersebar. Kulit pohon
muda abu-abu, sesudah tua berwarna gelap, alur dalam (dapat berbeda pada
strain-strain tertentu).. Terdapat 2 jarum dalam satu ikatan atau lebih
berdasarkan jenisnya, panjang daun 16-25 cm. Pohon berumah satu, bunga
berkelamin tunggal. Bunga jantan dan
betina terdapat dalam satu pohon berumah
satu(monoceus). Bunga jantan berbentuk strobili, panjang 2- 4 cm, terutama di
bagian bawah tajuk. Strobili betina banyak terdapat di sepertiga bagian atas
tajuk terutama di ujung dahan.
Gambar Tegakan alam Pohon Pinus daerah Batu Manumpak/Tapanuli Utara
Deskripsi
buah dan benih
· Buah:
Berbentuk kerucut, silindris, panjang 5-10 cm, lebar 2 - 4 cm. Lebar setelah
terbuka lebih dari 10 cm.
· Benih:
Bersayap, dihasilkan dari dasar setiap sisik buah. Setiap sisik menghasilkan 2
benih. Panjang sayap 22-30 mm, lebar 5-8 mm. Sayap melekat pada benih dengan
penjepit yang berhubungan dengan jaringan higroskopis di dasar sayap, sehingga
benih tetap melekat saat disebar angin selama sayap kering, tetapi segera lepas
bila kelembaban benih meningkat. Umumnya terdapat 35-40 benih per kerucut dan
50.000-60.000 benih per kg. (Hidayat
& Christian.2001).
|
strobilus dan sisik buah Pinus merkusii |
|
benih Pinus merkusii |
Penyebaran dan habitat
Satu-satunya
pinus yang sebaran alaminya sampai di selatan katulistiwa. Di Asia Tenggara
menyebar di Burma, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Indonesia (Sumatra), dan
Filipina (P. Luzon dan Mindoro). Tersebar 23oLU-2oLS. Di
Pulau Hainan (China) diperkirakan hasil penanaman. Di Jawa dan Sulawesi Selatan
(Indonesia) juga merupakan hasil penanaman. Tumbuh pada ketinggian 300 - 1.800
m dpl, pada berbagai tipe tanah dan iklim. Curah hujan tahunan rata-rata
3.800 mm di Filipina hingga 1.000-1.200 mm di Thailand dan Burma. Di tegakan
alam Sumatra (Aceh, Tapanuli dan Kerinci), tidak satu bulan pun curah hujan
kurang dari 50 mm, artinya tidak ada bulan kering. Suhu tahunan rata-rata 19-28oC.
Penyebaran jenis Pinus
Berdasarkan
letak geografisnya tegakan pinus di alam Indonesia khususnya daerah sumatera dibagi
atas 3 strain yaitu :
1.
Strain
Aceh,
Penyebaranya dari pegunungan Selawah Agam sampai sekitar Taman Nasional Gunung
Leuser. Dari sini menyebar ke selatan mengikuti pegunungan bukit barisan lebih
kurang 300 km melalui Danau Laut Tawar, Uwar, Blangkejeren sampai ke Kotacane.
Di daerah ini tegakan pinus pada umumnya terdapat pada 800-2000 mdpl.
2.
Strain
Tapanuli, Menyebar di daerah Tapanuli ke selatan Danau Toba.
Tegakan pinus alami yang umum terdapat di pegunungan Dolok Tusam dan Dolok
Pardomuan. Di pegunungan Dolok Saut, Pinus bercampur dengan jenis daun lebar.
Di daerah ini tegakan pinus tumbuh
secara pada ketinggian 1000-1500 mdpl (Butar-Butar et al.,1998).
3.
Strain
Kerinci, Menyebar di sekitar pegunungan kerinci . tegakan
pinus alami yang luas terdapat di antara Bukit Tapan dan Sungai Penuh. Di daerah ini tegakan pinus tumbuh secara alami umumnya pada ketinggian
1500-2000 mdpl. (Butar-Butar et al.,1998)
dalam Sibarani, P.
Berdasarkan Pengamatan dilapangan
yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan penelitian Kehutanan Aek Nauli Pinus
merkussi strain kerinci telah mengalami penurunan jumlah populasi, dan spesies
ini termasuk salah satu spesies yang endemic di daerah sumatera/Indonesia
(Darmawan. 2011). Pinus merkusii strain Kerinci secara alami
dapat dijumpai di wilayah kerja Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dengan
luas 1.375.934 hektar, yang memanjang hampir 350 km dengan lebar sekitar 50 km
dari barat laut ke tenggara meliputi empat provinsi, yaitu Sumatera Barat,
Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan (Kompas, 9 September 2005). Sebaran alam
yang "sangat sedikit" didapatkan untuk strain Kerinci.
Sifat-sifat
Fenotip Pinus Merkussi
Perbedaan
sifat-sifat fenotip antara strain Tapanuli dan strain Aceh berupa bentuk batang, daun, sistem percabangan, ruas
batang, kulit batang, kandungan getah,
produksi getah, pembijian, dan kepekaan terhadap serangan Millionia basalis telah
dikaji oleh Van de Veer dan Goves (1953) serta Soerianegara dan Djamhuri
(1979). Menurut Cordes (1867), sifat-sifat morfologi P. merkusii strain Kerinci
adalah: berbatang lurus, percabangan sangat tinggi, daun jarum sebanyak dua
buah (hampir sama dengan jenis Pinus sylvestris), daun licin dan bagian
dalamnya agak cekung dan kasar. Armizon et al. (1995) mendapatkan perbedaan
sifat-sifat morfologi antara strain Kerinci dengan strain Aceh.
Dibandingkan dengan strain Aceh, sifat-sifat strain Kerinci adalah
: bentuk batang umumnya lebih lurus dan lebih silindris, kulit batang umumnya
lebih tipis (1 cm) dengan warna lebih terang
(putih keabu-abuan) dan alur yang lebih dangkal, sedangkan daunnya
relatif lebih jarang, dan diduga kerentanan terhadap kebakaran lebih rentan karena
kulitnya yang lebih tipis. Selanjutnya, Mukhtar dan Santoso (1987) dalam (Suhaendi
2006) menyebutkan bahwa strain Kerinci secara morfologis memiliki
banyak kesamaan dengan strain Tapanuli.
Manfaat/Kegunaan
Pohon Pinus.
Pohon pinus (tusam) merupakan salah satu
jenis tanaman yang potensial untuk
dibudidayakan dengan berbagai manfaat sebagai berikut :
1. Batangnya dapat disadap karena
mengandung getah ,dan getah ini dapat diproses untuk menghasilkan gondorukem
dan terpentin. Gondorukem dimanfaatkan lagi untuk bahan pembuatan sabun,resin
dan cat sedangkan terpentin biasanya digunakan untuk industry parfum,
obat-obatan dan desinfektan.( Siregar E.2005 )
2.
Hasil kayunya dapat dimanfaatkan sebagai
bahan konstruksi bangunan, bahan pembuatan korek api, Pulp dan kertas serat
rajang.
3. Bagian kulitnya dapat dijadikan sebagai
bahan bakar. Dan abunya dapat dijadikan sebagai bahan campuran pembuatan pupuk
karena mengandung kalium.
4.
Pinus sering ditanam untuk rehabilitasi
dan reboisasi lahan, karena Pohon
conifer ini dapat tumbuh pada berbagai lahan gersang dan kritis
dan tidak memiliki syarat tumbuh yang khusus.
5.
Secara Etnobotani Kerucut pinus (strobilus)
oleh pengrajin dapat dijadikan sebagai kerajinan tangan seperti aksesoris(gantungan kunci) dan sebagai hiasan rumah.
Referensi :
Darmawan
Edy.2011. Komunikasi/wawancara Pribadi
Suhaendi Hendi. 2006. KAJIAN TEKNIK KONSERVASI . Pinus merkusii Strain Kerinci.
Bogor.
Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam Bogor.
Siregar.E
.2005. Pemuliaan Pinus Merkussi.
Medan : Universitas Sumatera Utara.