Selasa, 25 Oktober 2011

Sarang Semut dari Negeri Papua


Sarang Semut dari Negeri Papua Terbukti Tumpas Penyakit

Pepatah minang mengatakan ‘Alam Takambang Jadi Guru’.  Hal itu lah yang kita rasakan selama ini, siapa sangka sarang semut bisa memberikan manfaat besar bagi kesehatan manusia. Sarang semut merupakan jenis tumbuhan epifit yang hidupnya menempel pada tumbuhan lain. Sarang semut (Myrmecodia pedens) berasal dari papua yang secara tradisional telah digunakan oleh penduduk papua untuk mengobati berbagai penyakit secara turun-temurun.
Secara ekologi tumbuhan, tumbuhan sarang semut tersebar dari hutan bakau dan pohon-pohon  di pinggir pantai hingga ketinggian 2.400 m diatas permukaan laut. Umumnya tumbuhan sarang semut hanya terdiri dari satu batang, jarang bercabang , dan mempunyai ruas yang tebal dan pendek. Batang bagian bawahnya secara progresif menggelembung dengan sendirinya sejak dari perkecambahan biji. Daun umumnya tebal seperti kulit dan pada beberapa spesies mempunyai daun yang sempit dan panjang. Hipokotilnya berbentuk bulat saat muda dan memanjang setelah tua tetapi ada juga jenis yang bulat tidak beraturan. Kulit hipokotil pada umunya berduri.

Gambar. Tumbuhan Sarang Semut
Keunikan Sarang Semut terletak pada interaksi semut yang bersarang pada umbi yang terdapat lorong-lorong didalamnya. Kestabilan suhu di dalamnya membuat koloni semut betah berlama-lama bersarang di dalam tanaman ini. Dalam jangka waktu yang lama terjadilah reaksi kimiawi secara alami antara senyawa yang dikeluarkan semut dengan zat yang terkandung di dalam Sarang Semut, perpaduan inilah yang diduga membuat Sarang Semut ampuh mengatasi berbagai penyakit. Selain semut, cendawan endofit juga menghuni hipokotil sehingga terjadi simbiosis antara tumbuhan, sarang semut, semut dan tumbuhan.
Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah daging hipokotil (caudex). Permukaan hipokotil dipenuhi oleh duri tajam yang dapat melindungi semut dari pemangsa herbivora. Pada bagian dalam hipokotil terdapat domatia atau labirin yang dihuni oleh ratusan semut. Zat utama yang dimiliki oleh sarang semut adalah flavonoid, tanin, polifenol, tokoferol, magnesium, kalsium besi, fosfor, natrium dan seng. Flavonoid, tanin dan polifenol merupakan antioksidan kuat beberapa kali lebih kuat dari vitaman C dan E sehingga memberikan efek menurunkan risiko beberapa jenis beberapa kanker dan penyakit kardiovaskuler.
Berikut ini adalah jenis-jenis penyakit yang sudah terbukti dapat diatasi oleh Sarang Semut berdasarkan pengalaman empiris dari para pengguna.
·         Berbagai jenis kanker dan tumor; Seperti kanker payudara, otak, hidung, lever, paru-paru, usus, rahim, kulit, prostat, dan kanker darah (leukimia)
·         Jantung Koroner dan berbagai gangguan jantung
·         Stroke berat dan ringan
·         Membantu mengobati Lupus
·         Menghilangkan benjolan-benjolan pada payudara
·         Gangguan ginjal dan prostat
·         TBC & masalah paru-paru
·         Ambien (Wasir) baru maupun lama
·         Sakit kepala sebelah , Migrain
·         Reumatik
·         Melancarkan peredaran darah, pegal linu, dan nyeri otot
·         Meningkatkan vitalitas, memperbaiki dan meningkatkan stamina tubuh.



Kamis, 06 Oktober 2011

Botani Pinus merkusii


Pinus merkusii Jungh. et de Vriese
Oleh Zen Siallagan

Taksonomi
            Famili : Pinaceae, Sinonim: P. sumatrana Jungh.; P. finlaysoniana, Wallich; P. latteri Mason; P. merkiana Gordon.   Nama lokal: tusam (Indonesia.); uyam (Aceh); son song bai (Thai); merkus pine (perdagangan); mindoro pine.
            Pinus Merkussi dengan nama daerah Tusam (Tapanuli) pertama sekali ditemukan oleh seorang ahli botani German Dr. F R Junghun (1841) di daerah Sipirok Tapanuli Selatan. Jenis ini termasuk jenis pinus dapat cepat tumbuh dan  tidak membutuhkan persyaratan  yang khusus. Keistimewaan jenis ini antara lain dapat tumbuh kearah  selatan khatulistiwa.

Deskripsi botani
            Pohon besar, batang lurus, silindris. Tegakan masak dapat mencapai tinggi 30 m, diameter 60-80cm. Tegakan tua mencapai tinggi 45 m, diameter 140 cm. Tajuk pohon muda berbentuk piramid,setelah tua lebih rata dan tersebar. Kulit pohon muda abu-abu, sesudah tua berwarna gelap, alur dalam (dapat berbeda pada strain-strain tertentu).. Terdapat 2 jarum dalam satu ikatan atau lebih berdasarkan jenisnya, panjang daun 16-25 cm. Pohon berumah satu, bunga berkelamin  tunggal. Bunga jantan dan betina terdapat dalam satu pohon  berumah satu(monoceus). Bunga jantan berbentuk strobili, panjang 2- 4 cm, terutama di bagian bawah tajuk. Strobili betina banyak terdapat di sepertiga bagian atas tajuk terutama di ujung dahan.
                                         Gambar Tegakan alam Pohon Pinus daerah Batu Manumpak/Tapanuli Utara
Deskripsi buah dan benih
·      Buah: Berbentuk kerucut, silindris, panjang 5-10 cm, lebar 2 - 4 cm. Lebar setelah terbuka lebih dari 10 cm.
·    Benih: Bersayap, dihasilkan dari dasar setiap sisik buah. Setiap sisik menghasilkan 2 benih. Panjang sayap 22-30 mm, lebar 5-8 mm. Sayap melekat pada benih dengan penjepit yang berhubungan dengan jaringan higroskopis di dasar sayap, sehingga benih tetap melekat saat disebar angin selama sayap kering, tetapi segera lepas bila kelembaban benih meningkat. Umumnya terdapat 35-40 benih per kerucut dan 50.000-60.000 benih per kg. (Hidayat  & Christian.2001).

strobilus dan sisik buah Pinus merkusii  

benih Pinus merkusii

       Penyebaran dan habitat
            Satu-satunya pinus yang sebaran alaminya sampai di selatan katulistiwa. Di Asia Tenggara menyebar di Burma, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Indonesia (Sumatra), dan Filipina (P. Luzon dan Mindoro). Tersebar 23oLU-2oLS. Di Pulau Hainan (China) diperkirakan hasil penanaman. Di Jawa dan Sulawesi Selatan (Indonesia) juga merupakan hasil penanaman. Tumbuh pada ketinggian 300 - 1.800 m dpl, pada berbagai tipe tanah dan iklim.  Curah hujan tahunan rata-rata 3.800 mm di Filipina hingga 1.000-1.200 mm di Thailand dan Burma. Di tegakan alam Sumatra (Aceh, Tapanuli dan Kerinci), tidak satu bulan pun curah hujan kurang dari 50 mm, artinya tidak ada bulan kering. Suhu tahunan rata-rata 19-28oC.

Penyebaran jenis Pinus
            Berdasarkan letak geografisnya tegakan pinus di alam Indonesia khususnya daerah sumatera dibagi atas 3 strain yaitu :
1.      Strain Aceh, Penyebaranya dari pegunungan Selawah Agam sampai sekitar Taman Nasional Gunung Leuser. Dari sini menyebar ke selatan mengikuti pegunungan bukit barisan lebih kurang 300 km melalui Danau Laut Tawar, Uwar, Blangkejeren sampai ke Kotacane. Di daerah ini tegakan pinus pada umumnya terdapat  pada 800-2000 mdpl.
2.      Strain Tapanuli, Menyebar di daerah Tapanuli ke selatan Danau Toba. Tegakan pinus alami yang umum terdapat di pegunungan Dolok Tusam dan Dolok Pardomuan. Di pegunungan Dolok Saut, Pinus bercampur dengan jenis daun lebar. Di daerah ini tegakan  pinus tumbuh secara pada ketinggian 1000-1500 mdpl (Butar-Butar et al.,1998).
3.      Strain Kerinci, Menyebar di sekitar pegunungan kerinci . tegakan pinus alami yang luas terdapat di antara Bukit Tapan dan Sungai Penuh.  Di daerah ini tegakan pinus tumbuh  secara alami umumnya pada ketinggian 1500-2000 mdpl. (Butar-Butar et al.,1998) dalam Sibarani, P.
            Berdasarkan Pengamatan dilapangan yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan penelitian Kehutanan Aek Nauli Pinus merkussi strain kerinci telah mengalami penurunan jumlah populasi, dan spesies ini termasuk salah satu spesies yang endemic di daerah sumatera/Indonesia (Darmawan. 2011). Pinus merkusii strain Kerinci secara alami dapat dijumpai di wilayah kerja Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dengan luas 1.375.934 hektar, yang memanjang hampir 350 km dengan lebar sekitar 50 km dari barat laut ke tenggara meliputi empat provinsi, yaitu Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan (Kompas, 9 September 2005). Sebaran alam yang "sangat sedikit" didapatkan untuk strain Kerinci.

Sifat-sifat Fenotip  Pinus Merkussi

            Perbedaan sifat-sifat fenotip antara strain Tapanuli dan strain Aceh berupa  bentuk batang, daun, sistem percabangan, ruas batang, kulit batang, kandungan  getah, produksi getah, pembijian, dan kepekaan terhadap serangan Millionia basalis telah dikaji oleh Van de Veer dan Goves (1953) serta Soerianegara dan Djamhuri (1979). Menurut Cordes (1867), sifat-sifat morfologi P. merkusii strain Kerinci adalah: berbatang lurus, percabangan sangat tinggi, daun jarum sebanyak dua buah (hampir sama dengan jenis Pinus sylvestris), daun licin dan bagian dalamnya agak cekung dan kasar. Armizon et al. (1995) mendapatkan perbedaan sifat-sifat morfologi antara strain Kerinci dengan strain Aceh. Dibandingkan dengan strain Aceh, sifat-sifat strain Kerinci adalah : bentuk batang umumnya lebih lurus dan lebih silindris, kulit batang umumnya lebih tipis (1 cm) dengan warna lebih terang  (putih keabu-abuan) dan alur yang lebih dangkal, sedangkan daunnya relatif lebih jarang, dan diduga kerentanan  terhadap kebakaran lebih rentan karena kulitnya yang lebih tipis. Selanjutnya, Mukhtar dan Santoso (1987)  dalam (Suhaendi 2006) menyebutkan bahwa strain Kerinci secara morfologis memiliki banyak kesamaan dengan strain Tapanuli.
             
Manfaat/Kegunaan Pohon Pinus.
 Pohon pinus (tusam) merupakan salah satu jenis  tanaman yang potensial untuk dibudidayakan dengan berbagai manfaat sebagai berikut :
1.    Batangnya dapat disadap karena mengandung getah ,dan getah ini dapat diproses untuk menghasilkan gondorukem dan terpentin. Gondorukem dimanfaatkan lagi untuk bahan pembuatan sabun,resin dan cat sedangkan terpentin biasanya digunakan untuk industry parfum, obat-obatan dan desinfektan.( Siregar E.2005 )
2.      Hasil kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi bangunan, bahan pembuatan korek api, Pulp dan kertas serat rajang.
3.        Bagian kulitnya dapat dijadikan sebagai bahan bakar. Dan abunya dapat dijadikan sebagai bahan campuran pembuatan pupuk karena mengandung kalium.
4.      Pinus sering ditanam untuk rehabilitasi dan  reboisasi lahan, karena Pohon conifer ini  dapat  tumbuh pada berbagai lahan gersang dan kritis dan tidak memiliki syarat tumbuh yang khusus.
5.       Secara Etnobotani Kerucut pinus (strobilus) oleh pengrajin dapat dijadikan sebagai kerajinan tangan seperti aksesoris(gantungan kunci) dan sebagai hiasan rumah.

Referensi :
Hidayat Jajat & Christian..2001. Informasi singkat Benih ; http://bpthbalinusra.net/    sbseedleaflet 105- tusam-pinus- merkusii-jungh.html. Diakses tanggal 2 juli 2011
Darmawan Edy.2011. Komunikasi/wawancara Pribadi
Suhaendi Hendi. 2006. KAJIAN TEKNIK KONSERVASI . Pinus merkusii Strain Kerinci.
Bogor. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam Bogor.
Siregar.E .2005. Pemuliaan Pinus Merkussi. Medan : Universitas Sumatera Utara. 

Bioluminesens


Serangga Bercahaya
            Ketika kita berjalan  pada malam hari ,Tidaklah hal yang jarang kita melihat banyak jenis cahaya malam yang alamiah,  misalnya seperti  cahaya bintang,  bulan, bahkan konet  yang  muncul menyinari gelapnya malam di angkasa dan sekeliling kita, namun tidak jarang juga kita melihat beberapa jenis hewan yang mampu  bercahaya. Dapat terbang kian kemari, berkelap-kelip dengan gerak yang berkelok- kelok atau  memutar-mutar dan lincah .  Terkadang  cahaya itu memancar bergerombol, terkadang hanya setitik cahaya menjadikan  kita takut,terkejut dan menjadi penasaran. Disaat cahaya tersebut ditangkap akan ditemukan seekor serangga yang bentuknya seperti Ulat, bersayap lengkap dengan antena , bagian tubuh yang bersegmen, dan ekor yang bercahaya. Barang kalai kita sudah mengenal jenis binatang ini, yang lazim dikenal dengan sebutan Kunang-kunang.  Serangga kecil ini dikenal karena berbeda dari jenis serangga lainnya yang mampu  menghasilkan cahaya pada saat malam hari.  Bagaimanakah kunang-kunang mampu menghasilkan cahaya? Mengapa serangga jenis ini berbeda dengan jenis lainnya? Itulah pertanyaan yang mungkin muncul dibenak kita.Untuk menjawab pertanyaan tersebut berikut akan dijelaskan secara ringkas tentang mekanismenya. Serangga dengan  nama ilmiah Photinus pyralis ini merupakan jenis hewan  Nocturnal(Aktif pada malam hari). Yang banyak melakukan aktivitas malam  mulai dari mencarii makanan/berburu, mengumpulkan makanan, berkembangbiak dan  berbagai interaksi dengan spesies lainnya sama halnya dengan hewan  pada siang hari. Sebenarrya cahaya itu diperlukan dalam berbagai aktivitas tersebut.

            Fakta membuktikan bahwa kunang-kunang memancarkan cahaya pada bagian belakang tubuhnya ialah  sebagai alat komunikasi, cara yang menyerupai sandi morse. Kunang-kunang jantan menyalakan dan memadamkan cahayanya untuk mengirim pesan kepada sang betina. Pesan ini berisi kode tertentu. Dan kunang-kunang betina menggunakan kode yang sama untuk mengirim pesan balasan kepada sang jantan. Sebagai hasil dari pesan timbal-balik ini, sang jantan dan betina mendekat satu sama lain. Cahaya yang dipancarkan kunang-kunang berwarna kuning terang dan pancaran sinarnya senantiasa berkedip. Di dalam kegelapan, serangga ini memancarkan sinarnya secara bergantian sehingga terlihat indah seperti bintang gemerlap di langit.  
             Mekanisme munculnya cahaya yaitu Kunang-kunang mengumpulkan sejumlah ATP dan energi oksidatif hasil metabolisme melalui serangkaian reaksi untuk diubah menjadi energi cahaya.  William McElroy dan koleganya, para ilmuan dari Universitas John Hopkins, mengumpulkan beberapa kunang-kunang di sekitar Baltimor dan berhasil mengisolasi komponen senyawa biokimia utama yang berperan dalam  pemancaran sinar pada kunang-kunang. Senyawa tersebut adalah lusiferin, suatu senyawa kompleks asam karboksilat, dan lusiferase, suatu enzim oksidasi. Proses pembentukan cahaya diawali dengan pengaktifan lusiferin melalui reaksi enzimatik oleh ATP menghasilkan lusiferil adenilat. Senyawa ini kemudian bereaksi dengan oksigen dan dikatalisis oleh enzim lusiferase menyebabkan reaksi dekarboksilasi oksidatif lusiferin menghasilkan oksilusiferin. Reaksi ini, dengan tahapan-tahapan antaranya diikuti dengan pelepasan cahaya. Itulah rahasia  atau fakta ilmiah dari serangga kecil ini, sehingga ia mampu bercahaya di malam hari.
 (Sumber : Kimball J.W. 1989.&  Wikipedia) disadur oleh Zen Siallagan 

Kamis, 07 Juli 2011

ular



Ular adalah reptil yang tak berkaki dan bertubuh panjang. Ular memiliki sisik seperti kadal dan sama-sama digolongkan ke dalam reptil bersisik (Squamata). Perbedaannya adalah kadal pada umumnya berkaki, memiliki lubang telinga, dan kelopak mata yang dapat dibuka tutup. Akan tetapi untuk kasus-kasus kadal tak berkaki (misalnya Ophisaurus spp.) perbedaan ini menjadi kabur dan tidak dapat dijadikan pegangan.

Menurut habitatnya, ular dapat dibagi menjadi 5, yaitu :
• Ular Air (Aquatik)
Ular air adalah ular yang seluruh hidupnya (melakukan segala aktifitasnya) di dalam air. Contoh : Ular laut (Laticauda laticauda). Ular air yang sesungguhnya hanyalah ular laut.
• Ular Setengah Perairan (Semi Aquatik)
Ular ini terkadang melakukan aktifitasnya di darat dan di air. Contohnya : Homalopsis buccata (ular Kadut)
• Ular Darat (Terresterial)
Ular ini hidup di darat, dan melakukan seluruh aktifitasnya di darat. Contoh : Ptyas mucosus (Ular bandotan macan)dan Elaphe flavolineata (Ular Kopi)
• Ular Pohon (Arboreal)
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di pohon (arboreal). Biasanya ular pohon ekornya prehensil (dapat untuk berpegangan / bergelantungan) Contoh : Boiga dendrophila (cincin emas) dan Dryophis prasinus (Ular pucuk)
• Ular Gurun
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun. Ular gurun biasanya menyembunyikan diri di bawah pasir untuk menghindari sengatan matahari. Contoh : Crotalus artox, ular derik, rattle

Catatan:
• Ular sangat senang tinggal di tempat yang lembab
• Kadang ditemukan berjemur di panas matahari, tetapi kebanyakan waktunya digunakan untuk bersembunyi menunggu mangsa sesuai dengan habitatnya.
• Ular juga senang berpindah-pindah tergantung dimana ia bisa mendapatkan mangsanya
• Ular juga senang tinggal di daerah dekat air yang tenang.
• Ular adalah perenang dan pemanjat yang ulung.

Kebanyakan jenis ular berkembang biak dengan bertelur. Jumlah telurnya bisa beberapa butir saja, hingga puluhan dan ratusan butir. Ular meletakkan telurnya di lubang-lubang tanah, gua, lubang kayu lapuk, atau di bawah timbunan daun-daun kering. Beberapa jenis ular diketahui menunggui telurnya hingga menetas; bahkan ular sanca ‘mengerami’ telur-telurnya.
Sebagian ular, seperti ular kadut belang, ular pucuk dan ular bangkai laut ‘melahirkan’ anak. Sebetulnya tidak melahirkan seperti halnya mamalia, melainkan telurnya berkembang dan menetas di dalam tubuh induknya (ovovivipar), lalu keluar sebagai ular kecil-kecil.
Sejenis ular primitif, yakni ular buta atau ular kawat Rhampotyphlops braminus, sejauh ini hanya diketahui yang betinanya. Ular yang mirip cacing kecil ini diduga mampu bertelur dan berbiak tanpa ular jantan (partenogenesis).

Berdasarkan tipe giginya, ular dibedakan menjadi :
1. Aglypha : Tidak memiliki taring bisa.
Contoh : Ptyas korros (Ular kayu), Python reticulatus (Ular sanca batik). Ular ini tidak berbisa


2. Ophistoglypha : Memiliki taring bisa pendek dan terletak agak ke belakang pada rahang atas.
Contoh : Boiga dendrophila. (ular cincin emas). Ular ini berbisa menengah.


3. Proteroglypha : Memiliki taring bisa panjang dan terletak di bagian depan.
Contoh : Naja naja sputatrix (ular kobra), Ophiophagus hannah (ular king kobra) Ular ini berbisa tinggi.


4. Solenoglypha : Memiliki taring bisa sangat panjang di bagian depan dan dapat dilipat.
Contoh : Agkistrodon rhodhostoma (Ular tanah) Ular ini berbisa tinggi.

Berikut ini beberapa cara ular memangsa :
a. Menelan langsung
b. Membelit
c. Menyuntikkan bisa
Bisa sebenarnya merupakan protein yang di produksi oleh kelenjar bisa yang berada di dalam kepala. Pada kelenjar bisa terdapat saluran yang menghubungkan ke taring bisa yang memiliki lubang pada ujung bawahnya. Khusus pada jenis Naja naja (ular Kobra) lubang saluran bisanya berada di ujung bagian depan gigi taring, sehingga ular-ular jenis ini dapat menyemburkan/menyemprotkan bisanya. Kelenjar bisa ini sama dengan kelenjar ludah pada manusia. Bisa pada ular berfungsi selain sebagai senjata untuk membunuh musuhnya, juga membantu sistem pencernaan.
Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh yang menjadi sasaran racun ular :
a. Neurotoxin: Menyerang dan mematikan jaringan syaraf
 Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan
 Kerusakan pada pusat otak
 Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa ngantuk
b. Haemotoxin: Menyerang darah dan sistem sirkulasinya
 Terjadi haemolysis
 Transport O2 ke tubuh terganggu, terutama metabolisme sel
Organ organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara lain: jantung, ginjal, otot, sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang lain.

Perbedaan ular berbisa tinggi dan rendah
Jika kita mengamati dengan teliti, ada beberapa hal yang dapat membedakan ular yang berbisa tinggi dan berbisa rendah. Namun beberapa ciri berikut masih belum secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular, sehingga perlu pengamatan dan penelitian lebih lanjut.
a. Ular berbisa rendah
• Gerakannya cepat, takut pada musuh, agresif
• Beraktifitas pada siang hari (diurnal)
• Membunuh mangsanya dengan membelit
• Bentuk kepalanya bulat telur (oval)
• Tidak memiliki taring bisa
• Gigitannya tidak mematikan
• Setelah menggigit langsung lari
b. Ular berbisa tinggi
• Gerakannya lambat, tenang, penuh percaya diri
• Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)
• Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa
• Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna
• Memiliki taring bisa, racun mematikan
• Kanibal
• Setelah menggigit, masih tinggal ditempat
c. Pengecualian
Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan
• Berbisa tinggi, tetapi kepalanya oval (bulat telur), agresif, keluar siang, malam :
1. Ular King Kobra - Ophiophagus hannah
2. Ular Kobra Naja naja sputratix
• Berbisa tinggi, tetapi kepala oval, gerakan tenang
1. Ular weling - Bungarus candidus
2. Ular welang - Bungarus fasciatus
3. Ular picung/pudak seruni
4. Semua jenis ular laut
• Tidak berbisa, keluar malam hari, gerakan lamban
1. Semua jenis ular phyton dan ular boa
2. Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor
3. Dll

Berikut beberapa contoh ular beserta deskripsinya.



Genus : Python curtus Schlegel, 1872
N.I. : Blood Python, Shorted-tailed Python, Sanca darah,ular dipong (Jawa)
a. Ciri-ciri :
• Tubuh bagian dorsal berwarna coklat gelap dengan corak kehitaman berbentuk segi empat tak beraturan dengan dikelilingi gris agak terang (kuning kecoklatn)
• Tubuh bagian ventral berwarna coklat kekuningan
• Pada kepala terdapat corak seperti mata tombak (segitiga) berwarna coklat gelap
• Terdapat garis hitam dari belakang hidung melewati mata sampai kepala bagian belakang
• Mata bulat besar, pupil mata elips vertikal
• Panjangnya ± 8000 mm
b. Habitat : Darat, hutan, dekat air
c. Aktivitas : Noctural
d. Tipe gigi : Aglypha
e. Makanan : Mamalia besar, unggas
f. Distribusi : Jawa, Sumatra, Kalimantan, Malaysia



Species : Elaphe radiata Schlegel, 1837
N.I. : Copperhead Racer, Striped Racer, Ular Trawang, Ular Lanang Sapi (Jawa), Ular Tikus.
a. Ciri-ciri :
• Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan, dengan empat garis longitudinal berwaran hitam pada bagian tubuh depan
• Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning
• Tubuh bagian ventral berwarna kuning
• Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala
• Panjangnya ± 2000 mm
• Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya yang memipih seperti huruf S, lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b. Habitat : Darat, lading
c. Aktivitas : Diurnal, siang hari
d. Tipe gigi : Aglypha
e. Makanan : Burung dan Tikus
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan



Species : Dendrelaphis pictus
N.I. : Painted Bronzeback, Ular Tampar (Jawa), Ular Tali Picis, Ular Lidi
a. Ciri-ciri :
• Tubuh coklat dan ada 2 garis hitam memanjang dari kepala ke ekor
• Bagian bawah terdapat garis kunig memanjang hingga ekor
• Jika marah, muncul bintik putih di leher
• Lidah berwarna merah
• Kepala oval
• Mata horizontal, panjangnya ± 1000 mm
b. Habitat : Pepohonan, arboreal
c. Aktivitas : Diurnal, siang hari
d. Makanan : Katak, tikus, belalang, cicak, jangkrik
e. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, sulawesi, papua
f. Type bisa : Jika menggigit manusia tidak berbahaya, tetapi racun nya sangat mematikan untuk sesama ular.



Species : Boiga dendrophila Boie, 1827
N.I. : Mangrove Snake, Ular Cincin Emas, Ular Taliwongso
a. Ciri-ciri :
• Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur. Ada juga yang berwarna hitam putih.
• Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan
• Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil
• Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal
• Panjangnya ± 2500 mm
b. Habitat : Pohon, hutan bakau
c. Aktivitas : Noctural, malam hari
d. Tipe gigi : Ophiestoglypha
e. Makanan : Burung, telur, tikus
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang, Singapore, Malaysia, Philippine, Siam, Nias



Species : Dryophis prasinus Boie,1827
N.I. : Green Whip Snake, Oriental Whip Snake, Gadung Pari (Jawa), Ular Daun, Ular Pucuk (Jawa Barat).
a. Ciri-ciri :
• Tubuh bagian dorsal berwarna hijau, hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat
• Saat ketakutan atau marah, bagian leher mengembang akan terlihat warna hitam putih dan biru
• Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih
• Tubuh bagian ventral berwarna hijau
• Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing
• Mata horizontal, panjangnya ± 2000 mm
b. Habitat : Pepohonan, arboreal
c. Aktivitas : Diurnal, siang hari
d. Makanan : Kadal, katak
e. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang



Species : Ophiophagus Hannah Cantor, 1836
N.I. : King Cobra, Hamadryad, Ular Tedung, Ular anang (Java); Oraj totok (Java); Ular tedong selor (Kalimantan)
a. Ciri-ciri :
• Hitam pekat atau abu – abu, putih, dan coklat dengan garis – garis melintang ditubuhnya, tergantung habitat.
• Gerakannya sangat agresif, berani pada musuh, mengejar
• Kepala oval, dengan sisik yang besar
• Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya (tergantung habitat)
• Panjangnya hingga mancapai 6000 mm
• Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 1/3 panjang tubuhnya mengembangkan lehernya.
b. Habitat : didarat khususnya daerah berkapur, kering
c. Aktivitas : siang dan malam hari
d. Makanan : ular
e. Populasi : Nias, Sumatra, Bangka, Belitung, Riau Islands, Java, Bali, Kalimantan
f. Jenis racun : Neurotoxin dan haemotoxin, membunuh manusia sekitar 3 menit



Species : Trimeresurus albolabris
N.I. : Truno Bamban (Jawa), Ular gadung; Ular hijau; Oraj bungka (Java)
a. Ciri-ciri :
• Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
• Kepala segitiga penuh, bersisik keras
• Bagian punggung ekor berwarna merah.
• Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
• Habitat : pohon, di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
b. Aktivitas : noctural
c. Tipe gigi : solenoglypha
d. Makanan : Tikus, burung, katak, telur
e. Distribusi : Sumatra, Bangka, Java, Madura, Bali and Sulawesi




"From sioux journal and wikipedia"

Jumat, 06 Mei 2011

PROFIL KEANGGOTAAN KOMPAK

KOMPAK (KOMUNITAS MAHASISWA PENCINTA ALAM DAN KONSERVASI)



Kompak adalah sebuah komunitas anak-anak muda yang terdiri atas 8 orang mahasiswa/i jurusan biologi non-kependidikan angkatan 2008 UNIMED. KOMPAK berdiri pada hari, selasa 8 Maret 2011. Komunitas ini berdiri atas asas kekeluargaan yang mempunyai visi dan misi yang sama,adapun  visi misi yang di junjung adalah sebagai berikut:
Visi :
·         Mencintai dan melestarikan alam
Misi     :
  • Memberi informasi mengenai Flora dan Fauna di alam
  • Menciptakan kekompakan diantara sesama anggota
  • Mempelajari dan mengembangkan pengetahuan mengenai Flora dan Fauna di alam
Awalnya komunitas ini berdiri dengan bertujuan untuk mengumpulkan data kasar dalam langkah untuk menulis proposal skripsi dan menghabiskan waktu luang dengan cara bermain sambil belajar dan diharapkan dengan terbentuknya kelompok belajar ini kami memiliki kemandirian dalam memandu diri sendiri dan memandu orang lain ketika di lapangan serta terbentuk pula pribadi yang sadar akan apa yang benar-benar di butuhkan untuk dirinya sendiri dan apa yang dibutuhkan oleh orang lain (perkataan abang pembimbing kami a.k.a bang Radiansah Hadi Chandra) . Komunitas ini juga terbentuk untuk menambah pengetahuan tentang flora dan fauna di alam sekitar, dengan mengetahui tentang flora dan fauna alam sekitar maka akan tercipta rasa cinta terhadap alam, dengan rasa cinta ini la di harapkan kami dapat melakukan konservasi terhadap alam setidaknya kami dapat mengetahui mana flora dan fauna endemik yang mulai langka atau genting status kelimpahannya. Kami juga berharap mudah-mudahan segala informasi yang kami wacanakan dalam blog ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pencari informasi. KOMPAK memiliki seseorang yang menjadi sumber inspirasi dan sangat berpengaruh bagi kelompok ini, dapat dikatakan dia adalah orang yang dapat di jadikan teman,abang, bapak serta pembimbing yang dapat diandalkan untuk diskusi dan sharing ketika KOMPAK berada dalam masalah, dia adalah kakanda tercinta kami yaitu Radiansah Hadi Chandra, Spd, Msi
Disini kami berterima kasih yang sebesar-besarnya terhadap abang karena mau membimbing kami baik dari segi ilmu maupun motivasi terlebih-lebih mau membayari minum kami ber-8 ketika diskusi. Hahhahhhahhha
Baiklah tanpa banyak cerita kami akan memperkenalkan profil serta kedudukan kami dalam komunitas ini :



KOORDINATOR LAPANGAN:
Nama         : Rianto H Manalu
TTL           : Dolok Sanggul, 15 Februari 1990
Alamat       : Medan, Jl. Karya Kusuma No 139
Status        : Mahasiswi
Hobbi         : membaca buku, berpetualang
No Hp        : 085760820319
Email          : rianto.manaloe@gmail.com
FB              : Riant Si Manusia Biasa
Motto        : Hidup untuk dijalani bukan untuk dipikirkan

 SEKRETARIS:

Nama          : Siti Kumala Sari
TTL            : Simaninggir, 20 Maret 1990
Alamat       : Jl. Pimpinan, Gang Suka Rahmat No. 6, Medan
Status         : Mahasiswi
Hobbi         : Membaca (apa saja yang penting masuk ke otak) dan mandangin langit.
No HP        : 085270836200
Email          : qhumaljawa@ymail.com
FB              : Siti Kumala Sari
                     Motto         :  Jangan membayangkan hasilnya, tapi nikmatilah prosesnya.

BENDAHARA:
Nama           : Ratih Fitria Nengsih
Ttl                : Tapan, 28 April 1990
Alamat         : Jl. Ismail Harun No 21 B Gg. Murai Titi Sewa Tembung. Medan
Hobi            : Nonton, Baca komik
Cita-cita      : Dosen
Status         : Mahasiswi Biologi 
Motto         : Jadi yang terbaik di manapun J
Email         : cinengratih@yahoo.com
No Hp       : 081263622115
KOORDINATOR PERALATAN:
Nama          : Roihotma Sihotang (Marchantia polymorpha)
TTL            : Pematangsiantar,09 July 1990
Alamat       : Jl. Pratun Ujung no : 01, Medan Estate.
Status         : Mahasiswa
Hobbi         : Ekspedisi
No HP        : 082167957050
Motto      : pantun hangoluan, tois hamatean (kebaikan akan memberikan kehidupan yang baik, tetapi kecurangan akan menghancurkan segalanya). Imatutu …….
KOORDINATOR INVENTARISASI:
Nama          : Maya Anjelir Antika
TTL            : Medan,14 Mei 1990
Alamat       : Medan, Jl. Denai Gg. Bilal (Sumut)
Status         : Mahasiswi
Hobbi         : Masak cake, nyanyi, traveling, swimming
No HP        : 085262060724
Email          : mayaanjelir@ymail.com
FB              : maya anjelir antika emsab
Motto        : hidup adalah pilihan, impian, kesuksesan… raihlah sukses dengan penuh keyakinan   dan kerja keras



KOORDINATOR P3K:
Nama          : Mahdalena Batubara
TTL            : Siligawan Gadang,20 Maret 1989
Alamat       : Siligawan Gadang, Pasaman Barat, ( SumBar )
Status         : Mahasiswi
Hobbi         : Baca buku cerita
No HP        : -
Email          : mahdalena21@ymail.com
FB              : silga batubaradoo
Motto : b’rusaha melakukan yang terbaik buat Mereka..:)


 


KOORDINATOR DOKUMENTASI (1):

Nama          : Romaita Newanti Lumban Raja
TTL            : Surabaya, 30 April 1990
Alamat       : Jl. Flamboyan Raja Komp Villa Setia Budi Flamboyan Blok N-45
                   Tanjung Selamat, Medan Tuntungan, Sumatera Utara
Status         : Mahasiswi
Hobbi         : ngumpulin serangga. (walau pun masih dikit koleksinya)
No Rumah  : 061 8224545
No HP        : 0821
Email          : punyae.roma@gmail.com
FB              : Romaita Newanti Lumban Raja
Motto :           Jangan pernah menyerah sebelum pernah mencoba.




KOORDINATOR DOKUMENTASI (2): 
Nama         : Zen Ladestam Siallagan
Ttl               : Parapat (Girsang 1), 1 Januari 1990
Alamat        : Jl. Slamat Ketaren No 34 Medan
Hobi           : Berpikir,Membaca,Maen Sepak Bola, Berenang
Status         : Mahasiswa Biologi
Cita-cita     : Dosen, Ilmuwan, Konsultan , Pendeta
Email          : zen.siallagan@yahoo.com
Motto         : BERJUANG UNTUK SEGALA SESUATU, MENJADI TELADAN   
                     DAN MOTIVATOR, DAN  BIJAKSANA DALAM HIDUP.
No Hp        : 081375608702