Ular adalah reptil yang tak berkaki dan bertubuh panjang. Ular memiliki sisik seperti kadal dan sama-sama digolongkan ke dalam reptil bersisik (Squamata). Perbedaannya adalah kadal pada umumnya berkaki, memiliki lubang telinga, dan kelopak mata yang dapat dibuka tutup. Akan tetapi untuk kasus-kasus kadal tak berkaki (misalnya Ophisaurus spp.) perbedaan ini menjadi kabur dan tidak dapat dijadikan pegangan.
Menurut habitatnya, ular dapat dibagi menjadi 5, yaitu :
• Ular Air (Aquatik)
Ular air adalah ular yang seluruh hidupnya (melakukan segala aktifitasnya) di dalam air. Contoh : Ular laut (Laticauda laticauda). Ular air yang sesungguhnya hanyalah ular laut.
• Ular Setengah Perairan (Semi Aquatik)
Ular ini terkadang melakukan aktifitasnya di darat dan di air. Contohnya : Homalopsis buccata (ular Kadut)
• Ular Darat (Terresterial)
Ular ini hidup di darat, dan melakukan seluruh aktifitasnya di darat. Contoh : Ptyas mucosus (Ular bandotan macan)dan Elaphe flavolineata (Ular Kopi)
• Ular Pohon (Arboreal)
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di pohon (arboreal). Biasanya ular pohon ekornya prehensil (dapat untuk berpegangan / bergelantungan) Contoh : Boiga dendrophila (cincin emas) dan Dryophis prasinus (Ular pucuk)
• Ular Gurun
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun. Ular gurun biasanya menyembunyikan diri di bawah pasir untuk menghindari sengatan matahari. Contoh : Crotalus artox, ular derik, rattle
Catatan:
• Ular sangat senang tinggal di tempat yang lembab
• Kadang ditemukan berjemur di panas matahari, tetapi kebanyakan waktunya digunakan untuk bersembunyi menunggu mangsa sesuai dengan habitatnya.
• Ular juga senang berpindah-pindah tergantung dimana ia bisa mendapatkan mangsanya
• Ular juga senang tinggal di daerah dekat air yang tenang.
• Ular adalah perenang dan pemanjat yang ulung.
Kebanyakan jenis ular berkembang biak dengan bertelur. Jumlah telurnya bisa beberapa butir saja, hingga puluhan dan ratusan butir. Ular meletakkan telurnya di lubang-lubang tanah, gua, lubang kayu lapuk, atau di bawah timbunan daun-daun kering. Beberapa jenis ular diketahui menunggui telurnya hingga menetas; bahkan ular sanca ‘mengerami’ telur-telurnya.
Sebagian ular, seperti ular kadut belang, ular pucuk dan ular bangkai laut ‘melahirkan’ anak. Sebetulnya tidak melahirkan seperti halnya mamalia, melainkan telurnya berkembang dan menetas di dalam tubuh induknya (ovovivipar), lalu keluar sebagai ular kecil-kecil.
Sejenis ular primitif, yakni ular buta atau ular kawat Rhampotyphlops braminus, sejauh ini hanya diketahui yang betinanya. Ular yang mirip cacing kecil ini diduga mampu bertelur dan berbiak tanpa ular jantan (partenogenesis).
Berdasarkan tipe giginya, ular dibedakan menjadi :
1. Aglypha : Tidak memiliki taring bisa.
Contoh :
Ptyas korros (Ular kayu),
Python reticulatus (Ular sanca batik). Ular ini tidak berbisa
2. Ophistoglypha : Memiliki taring bisa pendek dan terletak agak ke belakang pada rahang atas.
Contoh :
Boiga dendrophila. (ular cincin emas). Ular ini berbisa menengah.
3. Proteroglypha : Memiliki taring bisa panjang dan terletak di bagian depan.
Contoh :
Naja naja sputatrix (ular kobra),
Ophiophagus hannah (ular king kobra) Ular ini berbisa tinggi.
4. Solenoglypha : Memiliki taring bisa sangat panjang di bagian depan dan dapat dilipat.
Contoh :
Agkistrodon rhodhostoma (Ular tanah) Ular ini berbisa tinggi.
Berikut ini beberapa cara ular memangsa :
a. Menelan langsung
b. Membelit
c. Menyuntikkan bisa
Bisa sebenarnya merupakan protein yang di produksi oleh kelenjar bisa yang berada di dalam kepala. Pada kelenjar bisa terdapat saluran yang menghubungkan ke taring bisa yang memiliki lubang pada ujung bawahnya. Khusus pada jenis Naja naja (ular Kobra) lubang saluran bisanya berada di ujung bagian depan gigi taring, sehingga ular-ular jenis ini dapat menyemburkan/menyemprotkan bisanya. Kelenjar bisa ini sama dengan kelenjar ludah pada manusia. Bisa pada ular berfungsi selain sebagai senjata untuk membunuh musuhnya, juga membantu sistem pencernaan.
Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh yang menjadi sasaran racun ular :
a. Neurotoxin: Menyerang dan mematikan jaringan syaraf
Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan
Kerusakan pada pusat otak
Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa ngantuk
b. Haemotoxin: Menyerang darah dan sistem sirkulasinya
Terjadi haemolysis
Transport O2 ke tubuh terganggu, terutama metabolisme sel
Organ organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara lain: jantung, ginjal, otot, sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang lain.
Perbedaan ular berbisa tinggi dan rendah
Jika kita mengamati dengan teliti, ada beberapa hal yang dapat membedakan ular yang berbisa tinggi dan berbisa rendah. Namun beberapa ciri berikut masih belum secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular, sehingga perlu pengamatan dan penelitian lebih lanjut.
a. Ular berbisa rendah
• Gerakannya cepat, takut pada musuh, agresif
• Beraktifitas pada siang hari (diurnal)
• Membunuh mangsanya dengan membelit
• Bentuk kepalanya bulat telur (oval)
• Tidak memiliki taring bisa
• Gigitannya tidak mematikan
• Setelah menggigit langsung lari
b. Ular berbisa tinggi
• Gerakannya lambat, tenang, penuh percaya diri
• Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)
• Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa
• Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna
• Memiliki taring bisa, racun mematikan
• Kanibal
• Setelah menggigit, masih tinggal ditempat
c. Pengecualian
Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan
• Berbisa tinggi, tetapi kepalanya oval (bulat telur), agresif, keluar siang, malam :
1. Ular King Kobra - Ophiophagus hannah
2. Ular Kobra Naja naja sputratix
• Berbisa tinggi, tetapi kepala oval, gerakan tenang
1. Ular weling - Bungarus candidus
2. Ular welang - Bungarus fasciatus
3. Ular picung/pudak seruni
4. Semua jenis ular laut
• Tidak berbisa, keluar malam hari, gerakan lamban
1. Semua jenis ular phyton dan ular boa
2. Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor
3. Dll
Berikut beberapa contoh ular beserta deskripsinya.
Genus :
Python curtus Schlegel, 1872
N.I. : Blood Python, Shorted-tailed Python, Sanca darah,ular dipong (Jawa)
a. Ciri-ciri :
• Tubuh bagian dorsal berwarna coklat gelap dengan corak kehitaman berbentuk segi empat tak beraturan dengan dikelilingi gris agak terang (kuning kecoklatn)
• Tubuh bagian ventral berwarna coklat kekuningan
• Pada kepala terdapat corak seperti mata tombak (segitiga) berwarna coklat gelap
• Terdapat garis hitam dari belakang hidung melewati mata sampai kepala bagian belakang
• Mata bulat besar, pupil mata elips vertikal
• Panjangnya ± 8000 mm
b. Habitat : Darat, hutan, dekat air
c. Aktivitas : Noctural
d. Tipe gigi : Aglypha
e. Makanan : Mamalia besar, unggas
f. Distribusi : Jawa, Sumatra, Kalimantan, Malaysia
Species :
Elaphe radiata Schlegel, 1837
N.I. : Copperhead Racer, Striped Racer, Ular Trawang, Ular Lanang Sapi (Jawa), Ular Tikus.
a. Ciri-ciri :
• Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan, dengan empat garis longitudinal berwaran hitam pada bagian tubuh depan
• Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning
• Tubuh bagian ventral berwarna kuning
• Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala
• Panjangnya ± 2000 mm
• Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya yang memipih seperti huruf S, lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b. Habitat : Darat, lading
c. Aktivitas : Diurnal, siang hari
d. Tipe gigi : Aglypha
e. Makanan : Burung dan Tikus
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan
Species :
Dendrelaphis pictus
N.I. : Painted Bronzeback, Ular Tampar (Jawa), Ular Tali Picis, Ular Lidi
a. Ciri-ciri :
• Tubuh coklat dan ada 2 garis hitam memanjang dari kepala ke ekor
• Bagian bawah terdapat garis kunig memanjang hingga ekor
• Jika marah, muncul bintik putih di leher
• Lidah berwarna merah
• Kepala oval
• Mata horizontal, panjangnya ± 1000 mm
b. Habitat : Pepohonan, arboreal
c. Aktivitas : Diurnal, siang hari
d. Makanan : Katak, tikus, belalang, cicak, jangkrik
e. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, sulawesi, papua
f. Type bisa : Jika menggigit manusia tidak berbahaya, tetapi racun nya sangat mematikan untuk sesama ular.
Species :
Boiga dendrophila Boie, 1827
N.I. : Mangrove Snake, Ular Cincin Emas, Ular Taliwongso
a. Ciri-ciri :
• Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur. Ada juga yang berwarna hitam putih.
• Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan
• Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil
• Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal
• Panjangnya ± 2500 mm
b. Habitat : Pohon, hutan bakau
c. Aktivitas : Noctural, malam hari
d. Tipe gigi : Ophiestoglypha
e. Makanan : Burung, telur, tikus
f. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang, Singapore, Malaysia, Philippine, Siam, Nias
Species :
Dryophis prasinus Boie,1827
N.I. : Green Whip Snake, Oriental Whip Snake, Gadung Pari (Jawa), Ular Daun, Ular Pucuk (Jawa Barat).
a. Ciri-ciri :
• Tubuh bagian dorsal berwarna hijau, hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat
• Saat ketakutan atau marah, bagian leher mengembang akan terlihat warna hitam putih dan biru
• Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih
• Tubuh bagian ventral berwarna hijau
• Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing
• Mata horizontal, panjangnya ± 2000 mm
b. Habitat : Pepohonan, arboreal
c. Aktivitas : Diurnal, siang hari
d. Makanan : Kadal, katak
e. Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang
Species :
Ophiophagus Hannah Cantor, 1836
N.I. : King Cobra, Hamadryad, Ular Tedung, Ular anang (Java); Oraj totok (Java); Ular tedong selor (Kalimantan)
a. Ciri-ciri :
• Hitam pekat atau abu – abu, putih, dan coklat dengan garis – garis melintang ditubuhnya, tergantung habitat.
• Gerakannya sangat agresif, berani pada musuh, mengejar
• Kepala oval, dengan sisik yang besar
• Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya (tergantung habitat)
• Panjangnya hingga mancapai 6000 mm
• Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 1/3 panjang tubuhnya mengembangkan lehernya.
b. Habitat : didarat khususnya daerah berkapur, kering
c. Aktivitas : siang dan malam hari
d. Makanan : ular
e. Populasi : Nias, Sumatra, Bangka, Belitung, Riau Islands, Java, Bali, Kalimantan
f. Jenis racun : Neurotoxin dan haemotoxin, membunuh manusia sekitar 3 menit
Species :
Trimeresurus albolabris
N.I. : Truno Bamban (Jawa), Ular gadung; Ular hijau; Oraj bungka (Java)
a. Ciri-ciri :
• Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
• Kepala segitiga penuh, bersisik keras
• Bagian punggung ekor berwarna merah.
• Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
• Habitat : pohon, di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
b. Aktivitas : noctural
c. Tipe gigi : solenoglypha
d. Makanan : Tikus, burung, katak, telur
e. Distribusi : Sumatra, Bangka, Java, Madura, Bali and Sulawesi
"From sioux journal and wikipedia"